Wednesday, August 18, 2010

I ♥ "The devil who wears Prada" but I also Hate her so much!


Hey guys. Buat yg suka fashion pasti tau nama ini. Anna Wintour. wanita yg disebut sebut sbg tokoh realita "The devil wears Prada" ini adalah seseorang yg sgt gue kagumin. Dia orang yg bertanggung jawab terhadap perputaran uang Milyaran dollar di dunia fashion. Who is she? ya, dia adalah Editor in chief Majalah Vogue Amerika. Posisi yg ditempatin Anna saat ini adalah posisi yg prestisius. Kenapa? ya jelas, siapa yg engga mau bisa berada di posisi Anna Wintour sekarang? bisa dapet branded stuff dari desainer ternama semaunya, gaji jutaan dollar dan belum termasuk uang saku untuk menjaga penampilan (secara dia orang fashion) dengan asumsi bahwa tugasnya adalah approving hasil kerja para staffnya (bisa dibilang Yes-no yes-no aja), selalu dapet VIP list dievent event bergengsi, dapet front row seat di setiap fashion show desainer desainer ternama, bolak balik Amerika - Eropa - Amerika, dan yg paling penting adalah dia adalah orang yg paling berpengaruh di dunia Fashion. Dia pernah masuk daftar 100 orang paling berpengaruh didunia versi majalah TIME. Dan approval darinya adalah sesuatu yg mutlak diperlukan oleh para desainer untuk mengetahui sukses tidakknya koleksi mereka. Ya, dia punya kuasa, kuasa yg sangat tinggi menurut gue. Dan apalagi? she's controlling fashion world. Dan gue termasuk salah satu orang yg ngiler dengan perannya saat ini.


Atas apa yg dia perbuat selama ini, I love Anna Wintour but I hate her also. Why? Nah untuk itu gue akan mengulas tentang kisah hidup Anna Wintour disini, yg didapet dari berbagai sumber. Let's Check this out.




MASA KECIL

Anna Wintour lahir di London, 3 November 1949 (kalo diitung itung berarti sekarang umurnya 60 tahun dan akan menjadi 61 tahun di November nanti). Anna lahir dari pasangan Charles wintour, editor dari Surat kabar ternama Inggris Evening standard, dan Eleanor Trego baker, putri dari seorang professor hukum di Harvard dan juga seorang Socialita di Philadelphia. Mereka menihkah tahun 1940 dan bercerai tahun 1979. Ibu tiri Anna juga seorang editor majalah Honey dan Petticoat. Kemudian Lady Elizabeth Foster, seorang penulis abad ke 18 adalah nenek Anna. Anna wintour emang keluarganya engga jauh jauh dari editor, penulis dan orang orang majalah top. Yah mungkin, pepatah 'Buah tak jatuh jauh dari pohonnya" emang cocok buat mendeskripsikan Anna. Dan pas udah gede pun saudara - saudara kandungnya juga engga jauh jauh dari dunia jurnalis. Adik Anna adalah seorang editor politik di majalah The Guardian. Sementara 2 adik Anna lain bekerja di pusat pemerintahan London untuk organisasi internasional.


Anna Wintour dulu bersekolah di North London Collegiate school. Disana Anna dikabarkan memberontak dengan seragam sekolahnya karena ia sering mengambil garis tepi di bagian ujung rok nya (yah ilaaah ga jauh beda ama anak smp sma jaman sekarang, rok nya juga banyak yg digedel kok ama gurunya gara gara make roknya pendek banget -____-') Anna mulai tertarik dengan fashion karena menjadi penonton setia acara TV music show Cathy McGowan, Ready Steady Go! Anna juga sering membaca majalah Seventeen yg dikirimkan oleh neneknya di Amerika. Dan ayah Anna pun sering berdiskusi dengan Anna, ketika ia ingin meningkatkan segmen pembaca anak muda di tempat ia bekerja.


Kemudian pada umur 15, Anna mulai berpacaran. Tetapi Anna berpacaran dengan pria yg jauh lebih tua darinya. Anna

mulai berpacaran dengan Piers Paul Read (seorang novelis dan penulis Non - Fiksi) kemudian dengan Nigel Dempster (seorang jurnalis yg terkenal dengan kolom gosip selebritisnya di surat kabar London saat itu). Sementara ayah Anna mengusulkan Anna untuk bekerja di dunia fashion. Kemudian ia menyusun rencana kerja pertama Anna di Biba Boutique

(Salah satu butik fashion terkenal di London saat itu) ketika Anna berusia 15 tahun. Di tahun berikutnya, Anna keluar dari North London Collegiate school dan memulai program training di Harrods (sebuah toko serba ada eksklusif di London). Atas perintah ayahnya pula, Anna pun mengambil kursus fashion didekat sekolahnya waktu itu. Dan Anna pun berkesempatan bekerja di Oz Magazine (salah satu majalah ternama di Inggris) karena memacari Richard Neville (co editor terkenal majalah Oz dan pendiri majalah Oz London). Pinter aja nih bocah satu bisa macarin orang orang top. Dipacarin, diambil ilmunya. trus ditinggalkah? *oops suuzon... Dan pantesan aja Anna bisa macarin orang orang terkenal kaya gitu, orang pas kecilnya cantik banget. Siapa yg ga klepek klepek ngeliat cewe cakep gini. Sekarang juga Anna masih cantik sih, tapi ya gitu deh.......


Anna sejak umur 15 tahun sudah memiliki rambut bob. Dan ia tetap mempertahankannya hingga sekarang. Cuman, gue rada aneh aja ama rambut bob nya Anna Wintour tuh, mengganggu banget kayanya tuh rambut. Berasa gatel, jadi pengen gue garukin deh tuh mukanya (kenapa jadi gue yg garukin?). Abisnya dimana mana ya setau gue tuh yg namanya rambut bob kan poninya sejajar potongannya sama lebar dahi terus rambut sisanya yg dibelakang jatoh yg panjang diujung tepi tepi dahi kiri dan kanan, nah bob nya Anna wintour ini engga. Tidak lebih lebar dari lebar dahi, jadi poninya itu membentuk segitiga. Gue engga ngerti deh apa itu emang trademarknya Anna ato emang lagi tren. Yg jelas menurut gue aneh aja. Dan itu akan
kelihatannya gatel karena doi kan kalo nunduk otomatis rambut jatohnya yg bukan poni otomatis nutupin pipi nya
kiri kanannya (mungkin dia mau nutupin kerutan di pipi kali ya. :P). Mungkin poni rambut bobnya yg berbentuk segitiga itu dia gunain sebagai lambang pemujaan terhadap sesuatu makanya bisa sesukses itu *oopss!! atau bisa juga sebagai penahan lampu blitz dari kamera paparazzi setiap dia menghadiri fashion show. Well. Bob is Anna's trademark -___-'








AWAL KARIR

Tahun 1970, Anna dibayar untuk pekerjaannya pertamanya sebagai asisten editorial di majalah Harper's Queen (saat itu

majalah Harper's Bazaar UK merger dengan majalah Queen dan namanya menjadi Harper's Queen), dan ini adalah awal mulanya Anna di dunia Fashion Jurnalis. Anna juga mengatakan kepada teman teman sepekerjaannya bahwa dia ingin

mengedit untuk majalah Vogue. Ternyata disana Anna bertemu dengan Annabel Hodin seorang model yg juga teman sekelas Anna di North London Collegiate school. Annabel membantu Anna untuk menemukan lokasi lokasi pemotretan yg inovatif dari fotografer Helmut Newton dan juga fotografer fotografer yg berkualitas. Kemudian, karena pertidaksetujuan atas hasil kerja Anna, editor baru di tempat Anna bekerja Min Hogg, Anna pun akhirnya keluar dan pindah ke New York bersama pacarnya yg seorang jurnalis freelance, Jon Bradshaw (sekarang Jon bradshaw udah meninggal karena serangan jantung).

Ditempat barunya, Anna menjadi fashion editor junior untuk majalah Harper's Bazaar New York tahun 1975. Tapi Anna dipecat oleh editornya Tony Mazzola (sukurin lo pernah ngerasain dipecat juga kan!!!) setelah sembilan bulan bekerja. Beberapa bulan kemudian. Anna diperkenalkan oleh teman pacarnya kepada Bob Marley, dan dikabarkan menghilang dengannya selama seminggu (curiga dimanfaatin nih cowok. abis cerdik banget sih si Anna ini ckckckk). Kemudian Jon bradshaw, pacar Anna saat itu membantunya untuk mendapatkan posisi sebagai fashion editor untuk pertama kalinya di majalah Viva (majalah erotis wanita dewasa yg didirikan oleh pasangan suami istri Kathy Keeton dan suaminya yg juga editor majalah pria dewasa Penthouse, Bob Guccione). Anna jarang dibicarakan saat bekerja disana karena koneksi tadi. Dan ini adalah pekerjaan pertama Anna yg mau tak mau mengharuskan Anna untuk menyewa seorang personal asisten, dan juga memulai reputasinya sebagai bos besar yg banyak menuntut. Ckckckckk... Jenius sekali kan manusia yg satu ini bagaimana caranya mendapatkan apa yg dia inginkan.

Tapi diakhir tahun 1978, Bob Guccione (penerbit majalah Viva) menghentikan penerbitan majalah Viva tersebut karena alasan bangkrut. Kemudian Anna putus hubungan dengan Jon Bradshaw dan menjalin hubungan lagi dengan Michel Esteban (seorang produser label musik di prancis). Selama berhubungan dengan Michel, Anna pun melakukan hubungan jarak jauh antara Paris dan New York selama dua tahun. Anna pun kembali bekerja tahun 1980 menggantikan kesuksesan Elsa Klensch (sekarang Elsa adalah produser dan presenter di acara Style with Elsa Klensch, fashion and design television program di CNN) di majalah Savvy.


Di tahun berikutnya, Anna menjadi fashion editor di New York Magazine. Disana, style foto dan fashion Anna yg selama ini dia kerjakan mulai menarik perhatian. Editor Anna saat itu Edward Kosner menerapkan peraturan yg

sangat ketat untuk Anna dan memperbolehkan Anna untuk bekerja pada section yg lain di Majalah. Anna pun belajar melalui pekerjaannya saat selebrity on cover saat itu adalah Rachel Ward, tentang keefektifan seorang selebrity bila menjadi cover suatu majalah dengan penjualan majalah. Sampe sampe karena ini, Grace Coddington (Creative director Vogue Amerika, yg merupakan partner Anna di vogue sekarang) bilang "Anna saw the celebrity thing coming before everyone else did". (kaya mama loren aja bisa ngeramal ngeramal, tapi bedanya Anna bukan paranormal, dia rada ga normal kayanya karena keanehan2nya itu ckckckk) Kemudian oleh Anna diatur oleh mantan koleganya untuk wawancara dengan Editor in chief Vogue Amerika saat itu, Grace Mirrabella dan wawancara berakhir saat Anna mengatakan kepada Grace bahwa ia menginginkan posisi Grace saat itu. ckckckck..


Kemudian Alex Liberman, direktur editorial untuk Condé Nast (Penerbit majalah Vogue) mengatakan kepada Anna mengenai pekerjaan di Vogue di tahun 1983. Akhirnya, Anna menerima tawaran itu setelah melakukan tawar menawar untuk menaikkan gajinya sebanyak 2 kali lipat sebagai Creative director pertama di Vogue dengan tanggung jawab yg besar (gapapa sih ya kalo udah punya skill minta naikin gaji, memang udah budaya juga kan disana itu. sebandinglah dengan apa yg dia kerjakan, nah kalo ga punya pengalaman trus minta naikin gaji? *muka tembok nih ceritanya*). Saat menjabat posisi itu, Anna sering mengubah majalah dan isinya tanpa sepengetahuan editor in chief saat itu, Grace Mirabella dan menyebabkan konflik antar staff di Vogue. Sementara itu,

Setahun kemudian, Anna mendapat jabatan editor in chief pertamanya untuk British Vogue di London setelah editor in chief sebelumnya, Beatrix Miller pensiun. Setelah berkuasa di british vogue, Anna mengganti staff staff yang ada sebelumnya dan diberikan kontrol yg lebih besar dibanding editor sebelumnya. Sehingga dalam proses ini dinamai "Nuclear Wintour" karena Anna merombak semua yg telah tersusun sebelumnya. Dan para staff yg masih bertahan dengan Anna menjuluki periode ini "The Wintour of our discontent". Anna mengubah luar dalam isi majalah british Vogue dan tradisi yg telah diterapkan sebelumnya menjadi majalah yg bergaya Amerika. Dan merupakan suatu kewajaran Anna dijuluki ini itu oleh staffnya, gue juga kalo tiba2 nemu guru atau dosen yg mengharuskan gue merubah cara belajar gue yg selama ini gue terapkan gue juga akan kesel. Mungkin bukan kesel lagi, bisa sumpah serapah iya kalik. Tapi disini, Anna mencoba untuk menjangkau pembaca yg kurang lebih seperti pembaca majalah Savvy. Anna beranggapan bahwa banyak karakter wanita baru diluar sana, mereka mulai mempunyai karir, tertarik dengan bisnis dan mereka sibuk. Mereka tidak punya waktu untuk berbelanja ke toko, mereka harus tau apa, mengapa, bagaimana dan dimana. Dan ini merupakan salah satu yg revolusioner dari Anna wintour menurut gue, mungkin dia udah menyadari tentang emansipasi dan tren wanita karir pada masa itu, dimana yg kita tau didunia barat sana kan issue gender dan stereotipe yg berkembang kalo wanita adalah orang rumah itu masih sangat kuat. Dan hal ini patut diacungin jempol! Tetapi yg bikin gue heran adalah, sebegitu kesengsemnya kah Conde Nast dengan Anna wintour sampe sampe mereka menyediakan fasilitas penerbangan pesawat concorde rute London - New York - London supaya Anna bisa tetap bersama dengan suaminya (Suami Anna menetap di New York sementara Anna di London untuk majalah British Vogue) yah gue sih cuman bisa bilang selamat aja buat Anna, karena udah bisa bikin Conde Nast 'bertekuk lutut' (dalam hati ngata2in Conde Nast :P)


Tahun 1987, Anna diperintahkan oleh Conde Nast kembali ke New York to mengambil alih majalah House Garden karena penjualannya memburuk karena rivalnya majalah 'Architectural Digest'. Dan lagi lagi, Anna membuat perubahan radikal dengan mengganti staff dan tampilan majalah. Dan yg lebih radikalnya lagi, Anna tidak menyetujui persiapan yg telah dilakukan untuk pemotretan dan Fashion spread majalah senilai 2 juta dollar pada minggu

pertamanya mengambil alih majalah House & Garden itu. (gileeeee... minggu pertama aja udah ngerugiin perusahaan 2 juta dollar. *pertanyaan orang awam: Gimana minggu minggu berikutnya? bisa bangkrut perusahaan) Anna memasukkan banyak unsur fashion pada pemotretan, sehingga majalah House & Garden kemudian menjadi House & Garment. Tetapi perubahan yg dilakukan Anna hanya memperburuk keadaan. Ketika nama majalah disingkat menjadi HG, banyak pelanggan setia majalah tersebut mengira kalau mereka mendapat majalah baru dan menghiraukan majalah itu tanpa membacanya. Dan banyak dari mereka yg akhirnya menghentikan langganan sementara pengiklan majalah yg terdahulu selalu mengiklan di majalah tersebut berhenti beriklan disana, tetapi mulai berdatangan beberapa pengiklan fashion.

Sepuluh bulan kemudian akhirnya Anna menjadi editor Vogue amerika. Saat dibawah kepemimpinan Mirabella, Vogue pada saat itu lebih berkonsentrasi pada lifestyle dibanding fashion. Banyak yg mencemaskan bahwa hal itu akan menurunkan penjualan karena ternyata konsep itupun telah diikuti oleh majalah Elle edisi Amerika baru baru ini.


VOGUE

Setelah mengganti para staff di Vogue, Anna juga mengganti gaya foto cover majalah. Dulu grace menyukai foto wajah model terkenal di studio. Sedangkan Anna menampilkan porsi lebih untuk tubuh atau mirip foto close up dan lokasi pemotretan outdoor, seperti yg dilakukan oleh Diana Vreeland (Editor in chief Vogue sebelum Grace Mirabella). Anna juga menampilkan model yg tidak terkenal, dan mengkombinasikan dengan pakaian yg high fashion dan mahal. Cover Vogue pertama Anna bulan November 1988 menampilkan Michaela

Bercu (seorang model keturunan israel) berumur 19 tahun dengan sepasang jeans seharga 50$ dan T-Shirt permata dari Christian Lacroix seharga 10.000 dollar. (sekarang Christian Lacroix sudah menyatakan dirinya bangkrut, gue rasa Anna mengerti dan juga yg 'memvonis' Lacroix kalo dia akan bangkrut) Dan banyak pengamat yg menyukai gaya Anna saat mambuat cover majalah tersebut. Kemudian, Anna pun menampilan nama fotografer, hairstylist, make-up artis dan model di setiap pemotretan di Vogue. Vogue pun menjadi market leader membawahi para rivalnya: majalah Harper's Bazaar dan Elle. Kompetitor serius Anna saat itu adalah Tina Brown (editor majalah Vanity Fair dan kemudian The New Yorker)


Di akhir dekade tahun 80an, salah satu staff Anna, Kate Betts memperluas jangkauan majalah dengan memasukkan berita terkini tentang wanita didunia politik, street culture, dan beberapa kesulitan keuangan yg dialami oleh mayoritas para desainer. Kate juga menambahkan index section di majalah, untuk menyambung kata2 yg terpaksa disingkirkan dari halaman depan majalah. Dan didalam rapat staff Kate merasa bahwa Anna adalah satu satunya orang yg menantangnya secara terang - terangan. Kemudian berawal dari ketidaksetujuan Kate tentang arah majalah Vogue, Kate merasa Fashion di vogue terlalu terbatas. Sementara Anna berpendapat bahwa sudut pandang Kate yg memasukkan berita berita terkini di majalah hanya akan membawahi pembaca. Kate Betts pun disandingkan dengan Plum Sykes, Kate dikabarkan mulai bertindak tolol. Hingga pada akhirnya Kate keluar dari Vogue dan ia mengeluh kepada surat kabar New York Times bahwa Anna bahkan tidak mengiriminya Baby Gift. Dan Anna pun membalas melalui editor's letter di Vogue dengan memuji Kate dan mengharapkan kalau Kate akan baik baik saja. Perilaku Anna yg satu menunjukkan kalo dia bukan orang yg

ramah. Dan ya pantes aja kalo orang - orang bilang kalo dia adalah an 'Ice Woman'. Tapi pas ditanya gitu Anna nya ngeles. 'Oh yes, this is so cold in here' (karena pas ditanya gitu ama wartawan emang pas lagi musim dingin -____-'). Jadi ya wajar kalo banyak staff yg keluar dari Vogue dengan kondisi sakit hati karena mereka merasa sudah berbuat yg terbaik, tapi tidak ada penghargaan dari Anna. Sedangkan bila mereka faktanya bekerja dengan teledor atau keliru, tentunya ada punishment dari Anna sendiri. (Kalo gue jadi ibunya malin kundang yg diizinkan bisa mengutuk orang beneran, semua uneg2 org yg dia bikin sakit hati gue kutuk deh si Anna jadi tanah. biar diinjek2 ga hanya ama org aja, tapi ama kebo, ama keledai, sapi perah dsb)

Dan jejak Kate Betts pun diikuti oleh rekan kerjanya Plum Sykes, setahun kemudian Plum keluar dari Vogue karena berkonsentrasi dengan Best-Selling Novelnya dan begitu juga dengan beberapa staff yg lain. Mereka keluar dari Vogue dengan alasan untuk mendapatkan jabatan yg lebih tinggi. penyebabnya gue menduga karena ya siapa sih yg mau diinjek injek dan dipimpin dengan pemimpin yg kaya gitu, kalo kita kerja bener, tiada

penghargaan, tetapi kalo kerjanya gag bener tentu ada hukuman. Kan engga adil banget. Kisahnya mirip kaya personil2 Pussycat Dolls yg pernah gue bahas sebelumnya. Kabarnya mereka pada keluar dari PCD karena mereka ga akan bisa berkembang selama si Queen doll (Nicole) terus2an yg mengambil alih grup dan diperbolehkan mendominasi karya, lagu dan tarian. Lebih baik engga terkenal tapi berdiri diatas kaki sendiri, daripada terkenal tapi diinjek2. Kalo kata Kimberly Wyatt salah satu personil yg hengkang, 'Money and Fame can't buy happiness'. Dan saya setuju!!!


Pada issue bulan September tahun 2004 (bulan september adalah bulan januari di dunia fashion. mereka menganggap bahwa pada bulan september adalah bulan awal penentu tren selanjutnya pada tahun berikutnya. Makanya edisi september majalah Vogue selalu lebih tebal) majalah Vogue menerbitkan majalah setebal 832 halaman, salah satu edisi tertebal yg pernah diterbitkan Vogue saat itu setelah edisi september 2007 dengan 840 halaman.


Anna juga memperkenalkan tiga majalah Vogue lain, yaitu Teen Vogue, Vogue Living dan Men's Vogue. Majalah Teen Vogue telah menerbitkan halaman iklan dan memperoleh pendapatan yg lebih besar daripada majalah Elle Girl dan Cosmo Girl. Sedangkan 164 halaman iklan dalam edisi debut Men's Vogue adalah yg pertama bagi Conde Nast penerbit majalah Vogue. AdAge (Advertising Age) menyebut Anna sebagai "Editor of the year" atas ekspansi ketiga brand majalah tersebut. Anna pun meraih Officer of The Order of the British Empire (OBE) pada birthday honour tahun 2008.


Pada tahun itu merupakan tahun yg sulit karena krisis ekonomi global. Setelah mengacak acak koleksi bulu pada Milan Fashion show dibulan february, Vogue edisi April menampilkan LeBron James dan Gisele Bundchen. Hal itu

menuai kritik karena dianggap sebagai kebangkitan dari stereotip racial. (LeBron James adalah seorang pemain basket pria berkulit hitam sedangkan Gisele Bundchen adalah supermodel berkulit putih)


Dan pada bulan berikutnya, gaun mewah Karl Lagerfeld yg dikenakan Anna pada saat menghadiri Met's Costume Institute Gala. Gaun yg

dikenakan Anna saat itu dinobatkan sebagai fashion faux pas (salah langkah) terburuk pada tahun 2008. Hahaha menurut gue itu gaunnya mengesankan Anna seperti penguasa (ratu) dari apaa gitu. Nah karena itu bajunya meniru bentuk dari nautilus, kemungkinan yg bikin emang sengaja bikin Anna jadi terkesan kaya ratu keong2an mungkin :P.

Dan pada musim gugur Vogue Living diberhentikan cetak sementara Men's Vogue dikurangi masa cetaknya menjadi 2 majalah per tahun. Dan pada saat itu muncul rumor bahwa Anna akan pensiun dan akan digantikan oleh editor dari French Vogue 'Carine Rotfield'. Seorang editor majalah GQ rusia juga diberitakan telah memperkenalkan Aliona Doletskaya (editor majalah Vogue Rusia) sebagai editor in chief Vogue Amerika selanjutnya. Conde Nast sendiri sebagai penerbit merespon berita itu dengan menjabarkannya sehalaman penuh di surat kabar New York times. Dan pada saat yg sama Cathy Horyn (kritikus dan jurnalis fashion untuk surat kabar New York Times) mengatakan selama Anna belum kehilangan sentuhannya, majalah itu (Vogue) tidak akan basi dan terprediksi.




Pada tahun 2009, Anna mulai memunculkan dirinya di hadapan media. Di dalam '60 minutes' (tayangan TV semacam investigasi di stasiun TV CBS) profile dan mengatakan bahwa dia tidak pensiun. "To me this is a really interesting time to be in this position and I think it would be in a way irresponsible not to put my best foot forward and

lead us into a different time". Anna juga muncul dalam film 'The September Issue' besutan sutradara RJ Cutler yang berfokus pada hubungan kerja antara Anna Wintour dan Grace Coddington (Creative director Vogue Amerika). Anna juga tampil dalam acara Late show with David Letterman untuk mempromosikan filmnya, dalam mempertahankan fashion dan hubungannya pada saat krisis ekonomi global. 'The American Society of Magazine Editor pun akhirnya memilih Anna Wintour untuk mendapatkan Hall of Fame nya pada tahun 2010.


Tahun demi tahun berlalu, dan Anna pun dianggap sebagai The most powerful people in Fashion, karena dia pengatur trend, dan mementori para desainer. Bahkan di dunia desainer kalimat "Do you want me to go to Anna with this?" bukan kalimat yg tidak asing lagi ketika mereka memiliki persepsi yg berbeda dan perlu pencerahan. Majalah The Guardian menyebut Anna "Unofficial Mayorees" of New York City. Anna pernah mengusulkan kepada fashion house ternama Christian Dior untuk menyewa desainer muda John Galliano. Pengaruh Anna ternyata tidak hanya di dunia fashion, Anna pernah membujuk billionaire Donald Trump untuk memperbolehkan desainer Marc Jacobs menggunakan ballroom di Plaza Hotel untuk keperluan shownya ketika Marc Jacob dan partnernya 'seret keuangan'. (ternyata nih orang juga pinter nego) Dan juga pernah membujuk Brooks Brothers (label pakaian pria & wanita di Amerika) untuk menyewa Thom Browne sehingga muncullah label Black Fleece by Brooks Brothers..

Gaji Anna dikabarkan sekitar 2 juta dollar per tahun (kurang lebih 20 milyar rupiah, dan Sri Mulyani pas jadi menteri keuangan aja ga segini zzz). Dengan tambahan ia menerima beberapa tunjangan seperti seorang supir dengan Mercedes S-Class ketika ia di New York dan diluar negeri, uang

saku 200.000 dollar untuk shopping, dan Coco Channel Suite di hotel Ritz Paris ketika ia menghadiri Fashion show di Eropa. Presiden Condé Nast pun memberikan pinjaman 1,6 juta dollar bebas bunga untuk membeli townhouse pribadi Anna di Greenwich Village.

Anna juga seorang yg dermawan. Anna menjadi wali untuk Metropolitan Museum of Art di New York dimana dia telah mengumpulkan dana senilai 50 juta dollar untuk Costume Institute museum. Anna juga memulai CFDA (Council of Fashion Designer Awards)/Vogue Fund untuk mendukung dan mementori fashion designer yg kurang terkenal. Desainer tersebut akan dimentori, kemudian jika mereka menang mereka akan mendapatkan uang ratusan ribu dollar. Sejak diperkenalkan tahun 2000, CFDA Fashion awards ini juga telah menghasilkan banyak desainer baru. Zac posen, Alexander Wang, dan banyak desainer lain. Tapi tahun ini gue memfavoritkan Joseph Altuzzara yg menang. Karena si Joseph Altuzzara juga jadi desainr favoritnya Ibu negara Amerika yg stylish itu, Michelle Obama dan juga disebut sebut oleh Cathy Horin (editor mode Surat kabar New York times) sebagai calon desainer yg bersinar beberapa tahun mendatang. Gue melihat sedikit profil si Joseph Altuzzara itu gimana dia bisa jadi unggulan yg difavoritkan di CFDA tahun ini, dan gimana dia bisa jadi fashion designer. Ternyata dia bukanlah lulusan sekolah fashion, tapi lulusan jurusan fine art, dan kemudian dia magang untuk label Marc Jacobs, lalu kemudian merintis usahanya sendiri. Hebaat!!! Nah, balik ke Anna wintour, dari CFDA dan fashion fund itu. Anna juga mengumpulkan 10 juta dollar untuk organisasi AIDS sejak tahun 1990.


Anna mengaku jika dia bangun sebelum jam 6 pagi, bermain tennis dan telah selesai berdandan kemudian berangkat ke kantor Vogue 2 jam kemudian. Anna juga tiba lebih awal saat menghadiri fashion show sebelum waktunya. Anna mengaku bahwa ia menggunakan waktu menunggu itu untuk menelpon dan mencatat. Dia akan mendapat ide terbaiknya saat show itu. Dan kabarnya Anna saat menghadiri fashion selalu mengenakan kacamata hitam hitam besar. Anna juga dikabarkan dapat menilai seperti apa koleksi yg akan ditampilkan para desainer hanya dengan mengamati 30menit awal. Dan Anna pun tidak segan segan menyuruh desainer untuk mengganti semua konsep show dan koleksinya apabila ia tidak menyukainya. (Gile ajee, lo kata gampang bikin begituan, iya kalo murah. nah kalo mahal? duit dari engkong lo? -______-") Menurut dokumenter BBC serial Boss Woman, Anna jarang menghadiri pesta lebih dari 20 menit. Dan ia pergi tidur pada pukul 10.15 PM setiap malam. Hmm berarti salah satu kenapa dia sukses adalah ternyata dia seseorang yg disiplin. Sejak hari pertama Anna menjadi editor, ia selalu memastikan bahwa fotografer tidak boleh memulai pemotretan sampai ia menyetujui semua pakaian yg akan dikenakan. Kemudian, hasil foto dari fotografer tersebut harus diserahkan kepada majalah sepenuhnya, bukan hanya milik pribadi mereka. emmh emmhh emmhh, bener bossy deeh nih orang.

“People constantly make the mistake of comparing London with New York, Milan and Paris and that's not what it's about. London has its own fashion identity. You come here to find the next Alexander McQueen or John Galliano.”

Anna dianggap kurang menguasai teks dalam mengontrol isi majalah. Staff nya mengklaim bahwa Anna membaca semua yg tertulis untuk percetakan, tetapi mantan editor Richard Story mengatakan bahwa Anna jarang melakukannya, jika pernah. Anna hanya membaca ulasan buku atau cakupan cakupan saja. Dulu ketika awal karir Anna, ia sering meninggalkan tugas untuk menulis text atas layoutnya kepada orang lain, dan mantan rekan kerjanya beranggapan bahwa Anna memiliki kemampuan terbatas pada bidang itu. Anna memiliki 3 orang full time assistant, tetapi terkadang ia sering mengejutkan penelepon dengan menjawab teleponnya sendiri. Anna akan mematikan telepon selulernya agar makan siangnya tidak terganggu (biasanya steak atau hamburger rendah kalori). Makanan dengan protein tinggi selalu menjadi kebiasaan Anna dari dulu. Smoked salmon, dan telur orak arik untuk makan siangnya sendiri dan Anna tidak akan makan yg lain. Jadi Anna juga disiplin dalam soal makanan, engga mau makan sembarangan makan. Disiplin dan makan makanan bergizi (bergizinya juga buat diet supaya dia ga melar kaya buntelan paling, tapi kalo untuk umur segitu ya emg harus sih kalo ga ya mati aja lo bisa kena kolesterol, diabetes sgala macem)


Karena posisinya, gaya berpakaian Anna sering diamati dan ditiru. Pada awal karirnya, Anna mencampur T-Shirt fashionable dan rompi dengan Jeans dari designer bermerk. Ketika dia memulai bekerja di vogue menjadi Creative director, Anna mengenakan setelan Chanel dengan rok mini. Kemudian ia tetap mengenakan itu ketika sedang hamil

anak pertama dan keduanya. Memakai rok dengan belahan di belakang, dan setelan Chanel itu untuk menutupi.

Menurut penulis biografinya Jerry Oppenheimer, kacamata hitam yg sering ia kenakan kemana mana sebenarnya adalah lensa korektif sejak penglihatannya memburuk karena turun temurun dari ayahnya. Tapi kepada koresponden acara TV 60 minute, Anna mengatakan bahwa "I think at this point they've become, you know, really armor". Dan ia menjelaskan bahwa mereka memperbolehkan Anna untuk tetap menunjukkan siapa dirinya yg sebenarnya. Anna mengklaim bahwa ia mengenakan kacamata untuk menghindari perkiraan dan tebakan tebakan pihak lain untuk menafsirkan raut wajahnya saat melihat fashion show. Karena terkadang Anna mengaku sering bosan untuk memperhatikan (yaiyalah orang tiap hari kerjaannya itu muluk, fashion show lagi, front row lagi zzzz)


Selain mengerti fashion, Anna juga mengerti tentang politik. Anna mendukung Al Gore dan pencalonan dirinya sebagai presiden Amerika. Dan pada tahun 2008, Anna menjadi pembawa acara penggalangan dana untuk pencalonan Barack Obama sbg presiden Amerika yg membawanya ke sebuah pembuktian bahwa ia bisa membantu undang undang Antitrust (hukum tentang peraturan persaingan pasar) dan memperbolehkan pengecer untuk membatasi penjualan mereka dalam jangka waktu tertentu pada saat itu, seperti yg dilakukan di Eropa. Anna percaya bahwa fashion dan politik saling berhubungan. "If you look at any great fashion photograph out of context, it will tell you just as much about what's going on in the world as a headline in The New York Times," kata Anna. Maksudnya adalah fashion memang tidak jauh jauh dari politik.


Pada edisi majalah Vogue bulan februari 2008, Hillary Clinton mengkritik Anna wintour. Karena Hillary dijadwalkan akan tampil untuk majalah Vogue dengan tujuan kampanye pencalonan dirinya sebagai presiden, tetapi tim kampanye Hillary memutuskan mundur sebelum pemotretan dilakukan karena takut Hillary terlihat terlalu feminine pada Vogue February 2008 dengan pakaian dari para desainer. Kemudian Anna dalam surat editorial 2008 mengatakan bahwa "Sebuah gagasan yg mengharuskan wanita masa kini harus terlihat seperti laki laki dengan tujuan untuk dianggap serius sebagai pemegang kekuasaan, terus terang sesuatu yg mencemaskan. Ini Amerika bukan

Arab saudi. Saya yakin rakyat Amerika sudah berpindah dari mental power-suit yg menjadi jembatan untuk generasi wanita yg akan memasuki ruang rapat yg diisi oleh para pria. Kampanye politik yg tidak mengenali hal ini adalah kesalahan serius" Kayanya si Anna memang bener bener serius sama isu kesetaraan gender dan emansipasi, karena menurutnya perempuan harus menjadi dirinya sendiri dan tetap menjadi kodratnya saat ia bertugas sekalipun. Tapi disini gue engga setuju sama Anna. Karena Hillary Clinton dalam tujuannya adalah menjadi presiden wanita pertama Amerika kalo dia terpilih waktu itu. Dan tindakan yg dilakukan Hillary clinton memang tepat dan sesuai dengan tujuannya, seperti prinsip yg gue anut dan salah satu quote dari Carrie Bradshaw yg selalu terngiang ngiang di otak gue "You have to take the tradition, and decorate it on your own way". Itu menandakan bahwa Hillary total dalam pencalonan dirinya dan memperhatikan detil karena terlalu besar resikonya kalo bermain sama image, apalagi untuk sekelas calon presiden Amerika. Walopun sebenernya gue mendukung Hillary Clinton sih pas pemilihan calon presiden Amerika, pengen aja ngeliat Amerika dipimpin ama seorang perempuan :P


Kemudian, Ana menghadiri meeting dengan Dewan masyarakat Manhattan 2 pada bulan Juni 2010 dan berbicara menentang Miss Lily, restoran Jamaika yg akan dibangun disebelah tempat Anna di West Village. Anna khawatir atas keselamatan dan karakter lingkungan karena restoran tersebut rencananya akan dibuka hingga pukul 2 dinihari. Putra Anna, Charlie juga mengecam propsal pendirian restoran tersebut dan mengatakan bahwa hanya bar yg bisa beroperasi hingga pukul 2 dinihari, bukan restoran. Anna mendapat banyak tepuk tangan, dan akhirnya pembangunan itu dibatalkan.


THE DEVIL WEARS PRADA

Lauren Weisberger, mantan asisten Anna yg keluar dari Vogue untuk majalah Departure (Majalah Lifestyle amerika) dengan Richard Story menulis buku The Devil wears Prada setelah mengikuti workshop yg Richard usulkan untuknya. The devil wears prada dengan tidak sabar diluncurkan untuk mencegah adanya potret mengenai Anna

sebelumnya. Anna mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa ia sangat menikmati cerita fiksi, tapi ia belum memutuskan apakah ia akan membaca novel itu atau tidak. Sementara novel The devil wears prada seharusnya bersetting dan tokoh Miranda Priestly berdasarkan pada Vogue Amerika dan Anna Wintour, Lauren weisberger mengklaim bahwa dia tidak hanya menggambarkan dari pengalaman pribadinya tapi juga rekan kerjanya. Anna sendiri membuat penampilan peran cameo pada akhir buku, dan Anna bilang bahwa ia dan Miranda saling tidak menyukai satu sama lain. (jadi lo gag suka diri lo sendiri maksudnya? Gimana sih? -__-')

Di novel itu, Miranda memiliki banyak sekali kemiripan dengan Anna. Ia british, memiliki 2 anak, dan digambarkan sebagai kontributor utama untuk Met. Miranda adalah penguasa atau seseorang yg kejam yg membuat permintaan mustahil kepada bawahannya tanpa informasi apapun dan waktu yg diperlukan untuk menyelesaikan.

Kate Betts yg telah dipecat oleh majalah Harper's Bazaar setelah dua tahun mengatakan bahwa ia mencoba terlalu keras untuk meniru Anna wintour

pada surat kabar New york times book review.Telah bekerja di Vogue selama 8 tahun dan dimentori oleh Anna Wintour, Saya harus katakan Lauren harusnya dapat belajar beberapa hal selama ia mengabdi kepada Anna. Lauren mendapat tempat yg menguntungkan pada salah seorang yg memberikan pengaruh besar kepada banyak perempuan dalam menjalani profesinya sebagai editor dari bisnis waralaba ternama, tapi sepertinya Lauren tidak mengerti apa maksud perlakuan dan tekanan yg diberikan bossnya, atau mungkin karena biaya orang seperti Miranda Priestly untuk menjadi karakter Miranda Priestly.Priestly memiliki beberapa kualitas positif. Andrea (tokoh fiktif The devil wears Prada yg mirip dengan Lauren) mencatat bahwa ia membuat

semua editorial kunci majalahnya sendiri, dan dia bersungguh sungguh untuk itu. Lauren bilang jika dia sama sekali engga pernah merasa satu detikpun merasa tidak menyadari bahwa itu adalah kesempatan yg luar biasa untuk menjadi asisten Anna.


Versi film the devil wears Prada bukan hanya film yg memiliki karakter yg mirip dengan Anna Wintour. Gaya rambut mirip Anna ditemukan pada Edna Mode pada film The incredible, kemudian tokoh Willy Wonka pada Charlie and the chocolate factory berdasarkan sikap Anna, dan juga tokoh Fey Sommers pada serial Ugly Betty. Selama produksi film pada 2005, Anna dikabarkan terang terangan berjanji kepada tokoh

fashion khususnya desainer, bahwa Vogue tidak akan membuat karya mereka di cover jika mereka membuat penampilan cameo di film itu sebagai diri sendiri. Anna membantah melalui juru bicaranya yang mengatakan dia tertarik pada apa pun yang "mendukung mode". Banyak desainer yang disebutkan dalam film. Hanya satu, Valentino Garavani, muncul sebagai dirinya sendiri.

Film the devil wears prada dirilis pada pertengahan 2006 dan meraih kesuksesan. Anna menghadiri premiere film itu dalam balutan busana Prada. Di film itu, aktris Meryl Streep berperan sebagai Miranda Priestly dengan sifat yg cukup berbeda dari buku dengan tujuan meraih kritik positif karena karakternya yg original. (interior ruang kerja meryl streep hampir persis dengan ruang kerja

Anna yg sebenarnya, dan karena itu Anna dikabarkan mendekorasi ruang kerjanya ulang)

Film itu mencetak keuntungan 300juta dollar diseluruh dunia dan menjadi box office dimana mana. Kemudian di tahun 2006, disebuah wawancara dengan Barbara Walters yg disiarkan saat peluncuran DVD film the devil wears prada, Anna mengatakan film itu sangat menghibur dan memuji film itu karena membuat fashion menyenangkan, mewah dan menarik, dan Anna mendukung itu semua ---> sumpah elo pokerface banget, kalo elo ngedukung dan memuji film itu ngapain pake ngancem desainer segala kalo lo ga bakal nampilin karya mereka di Vogue kalo mereka nampilin diri secara cameo di film itu? *ngoookkk...


Karena opini Lauren Weisberger pada film the devil wears Prada itu, editornya mengusulkan agar Lauren segera melanjutkan ceritanya di buku ketiga. Juru bicara Anna wintour pun mengatakan "Lauren seharusnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten orang lain bukan Anna".


Oppenheimer berpendapat bahwa The devil wears Prada justru menolong Anna dan mengangkat namanya. Anna ramai dibicarakan oleh banyak orang mulai dari pengusaha hingga fashionista muda sekalipun.


Ketika film september issue dirilis tiga tahun kemudian, banyak kritik yg membandingkannya dengan The devil wears Prada. Paul Schrodt (penulis dan reviewer di NYC) kepada Slant Magazine mengatakan bahwa Anna beberapa tahun terakhir ini memunculkan diri di media dan berusaha kembali untuk mengembalikan citranya. Banyak pula yg berpendapat bahwa betapa miripnya karakter Miranda Priestly di The devil wears Prada dengan Anna. Manohla Dargis

(kritikus film utk surat kabar New York Times) berpendapat bahwa karakter Miranda priestly telah membantu memanusiakan Anna wintour dan film dokumentary ini melanjutkannya. Sementara Mary Pols (seorang kritikus film dan Jurnalis) kepada majalah TIME mengatakan bahwa September Issue menawarkan wawasan yg lebih nyata dibanding The Devil wears Prada. Film the september issue juga kembali menampilkan sisi keradikalan Anna. Yaitu penolakan photoshoot yg sudah dilakukan oleh staffnya 5 hari sebelum deadline majalah September 2007 issue, sehingga staffnya wara wiri melakukan photoshoot ulang untuk mengejar waktu.


Tahun 2005 setelah The Devil wears Prada, Buku karangan Oppenheimer Front Row: The Cool Life and Hot Times of

Vogue's Editor in Chief diterbitkan. Berdasarkan Oppenheimer, Anna tidak hanya menolak untuk diwawancara olehnya, tapi juga menghalanginya untuk mendapatkan sumber dari orang lain.


Anna wintour sering digambarkan sebagai sosok yg menutup diri. Oleh seseorang yg mengenalnya dengan baik, bahkan teman dekatnya. "Dalam beberapa tahap dalam karirnya, ada saat Anna menjadi Anna WIntour dan ada saat dimana ia tidak menjadi Anna WIntour. Ibarat sayap di sebuah rumah megah, ia menutup diri seperti apa dirinya di depan publik" kata majalah The Guardian. Grace Coddington (creative director Vogue Amerika sekaligus salah satu staff Anna) sendiri mengatakan bahwa Anna menikmati saat dia tidak didekati, hanya kantornya yg sangat menakutkan. Sebelum anda bisa ke mejanya anda harus seolah olah berjalan jalan sekitar satu kilometer untuk bisa menemukannya dan itu disengaja. Selain itu salah satu staff penerbit Vogue Tom Florio juga mengatakan bahwa dia tidak pernah menemukan untuk dapat diketahui oleh orang orang karena Anna tidak perlu dapat diakses oleh orang orang.


Anna mengatakan bahwa ia sangat mengagumi ayahnya Charles Wintour, yg dikenal sebagai 'Chilly Charlie' karena sulit dimegerti. Mantan teman sekerja Anna mengatakan kepada Oppenheimer tentang sifat acuh tak acuh (penyendiri) Anna. Dan Anna juga dikenal dengan perubahan emosinya yg tidak terduga dan radikal, buktinya adalah proses "Nuclear Wintour". Anna tidak menyukai sebutan itu, dan pernah meminta The New York Times untuk tidak menggunakannya lagi. Anna sendiri di film September Issue mengatakan bahwa "Ada saat dimana aku agak marah".


Seorang teman Anna berpendapat untuk surat kabar Inggris 'Observer', "Saya rasa Anna telah banyak menyakiti orang di masa lalu. Anna adalah orang yg tidak suka berbicara, dan Anna tidak akan pernah menjadi teman dengan asistennya, cukup sebatas antara atasan dan bawahan". Ada aturan yg tidak tertulis yg diberlakukan oleh Anna di kantor Vogue. salah satunya adalah melarang staff junior memulai pembicaraan dengannya. Seorang editor yg menyapa Anna pada saat di lift akan ditegur oleh asisten Anna (Anna menyebutnya berlebihan)... Oh my god, ini bener bener kelewatan menurut gue. Darimana asalnya menyapa selamat pagi, atau hai adalah sesuatu yg berlebihan. ckckckckk... Dan pada suatu ketika, seorang reporter melihat seorang staff junior terlihat panik ketika dia sadar bahwa dia akan berada satu lift dengan Anna. Kemudian setelah keluar dari lift staff junior itu berjalan melewati Anna tanpa menyapa dan menawarkan bantuan. Dan staff junior itu dianggap telah melakukan hal yg benar. (What do you think about this hah? bener bener atasan yg menggunakan kekuasaannya ckckckck)

Bahkan beberapa temannya mengakui bahwa "Anna adalah teman saya. Tapi itu adalah sebuah fakta yg tidak membantu saya untuk tidak panik, dingin dan kaku selama kita bertemu". (secara mana ada yg namanya temen pake canggung dan kaku2an kecuali kalau baru kenal). Sementara Grace Coddington sendiri mengatakan bahwa ia mengerti kapan harus berhenti menekan Anna, tetapi Anna tidak mengerti kapan harus berhenti menekan saya. Maksudnya adalah Grace mengerti kapan harus berhenti memaksa dan menyudutkan Anna (karena biasanya kalo ngadepin orang yg dingin seperti itu justru akan menyerang balik diri sendiri dan justru akan memperparah keadaan karena ia tidak akan mau mengalah, walaupun sebenarnya Anna yg salah) sementara Anna tidak.


Anna sering digambarkan sebagai orang perfeksionis yg secara rutin membuat permintaan yg tidak mungkin, sewenang-wenang terhadap bawahan. Anna pernah menyuruh junior staffnya mengais foto yg telah ia tolak sebelumnya di tong sampah fotografer untuk dilihat lagi. (keterlaluan kalo ini mah, penghinaan abis. amit amit sih punya bos kaya Anna wintour). Di deleted scene di film september issue, Anna mengkomplain tentang ember plastik

es yg mengerikan dibelakang bar saat acara CFDA's 7th on sale AIDS. Gagasan yg mengatakan bahwa Anna bila menginginkan sesuatu segera dan secepat mungkin adalah tepat. Seorang asisten lama Anna mengatakan "She throws you in the water and you'll either sink or sink". Anna juga pernah menjadi sasaran percobaan pembunuhan oleh Peter Braunstein (mantan reporter Women's Wear Daily). Dari pengakuan Peter ia berencana ingin membunuh Anna karena Anna tidak berkenan berbicara dengannya melalui telepon. (hahahaha kalo gue jadi peter mah, gue bunuh aja beneran kalik :P)


Pada suatu kesempatan, Anna diharuskan membayar perawatan untuk karyawannya. Pada tahun 2004, Anna dan shaffer harus membayar $104.403 dan Anna sendiri dengan tambahan $32.639 untuk menyelesaikan gugatan diajukan terhadap mereka oleh New York State Kompensasi Pekerja Dewan. Mereka harus membayar 140ribu dollar itu karena gugatan seorang mantan karyawan di tempat kerja yg mendapatkan asuransi kesehatan yg memadai.


Anna sering menjadi target oleh organisasi pecinta hewan seperti PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) yg marah karena penggunaan bulu binatang untuk pakaian di Vogue, editorial Anna yg setuju menggunakan bulu binatang dan juga penolakan untuk pengiklan dari organisasi pecinta hewan. Anna tidak terpengaruh dengan hal itu, dan ia terus melakukan photoshoot editorial dengan pakaian mengandung bulu binatang. Anna mengatakan bahwa selalu ada cara untuk memakainya. Tidak ada yg memakai bulu binatang sampai Anna membuatnya menjadi cover majalah pada awal tahun 1990an, dia menyalakan seluruh industri," terang Neiman Marcus Group (CEO Burtin Tansky). Tapi disini gue kagum sekali dengan Anna, dia sama sekali engga goyah walopun banyak pihak mengecam dia. Anna bener bener menjunjung tinggi profesionalitasnya sebagai orang fashion, karena menurutnya fur adalah bagian dari fashion, dan selama itulah Vogue dan dia akan tetap pro untuk menggunakan fur. Tapi di lain sisi, menurut gue malah engga ada sesuatu yg terlalu itu malah bagus hasilnya. Karena pada ujung2nya fashion kan untuk manusia juga, manusia ditugaskan untuk menjadi pemelihara alam semesta dan isinya. Walopun, apa yg ada di bumi ini diolah untuk kepentingan manusia, tapi bukan berarti semua bisa dibabat. Tetep ada yg bisa dan ada yg engga supaya engga mengganggu keseimbangan yg ada. Mudah2anga banyak banyak deh generasi kaya makhluk yg satu ini. Bisa bisa pada bondol semua ntar generasi penerus beruang ato serigala dan hewan hewan yg punya bulu :p


Nah, pada October 2005, Anna diserang oleh aktivis organisasi pecinta hewan PETA (People for the Ethical Treatment of Animal).--> sukurin akhirnya kena juga kan lo, lagian sih bengal banget jadi orang ahahaa...Di Paris saat menunggu untuk fashion show

Chloé (salah satu label pakaian ternama), Anna dilempar pie tofu. Dan pada lain acara, seorang aktivis menaruh seekor racoon mati di piring makanannya saat ia berada di restoran. Kemudian Anna menyuruh pelayan untuk

membuangnya. Anna dan Ron Galotti (penerbit Majalah Vogue) sekali membalas atas protes yg diluar kantor Condé Nast saat pesta natal Condé Nast dengan mengirimkan sepiring daging sapi panggang. Selain dari komunitas pecinta hewan, isu tentang penggunaan bulu binatang pun muncul dari berbagai kalangan. Aktris sexy Pamela anderson pada wawancara awal tahun 2008 mengatakan bahwa Anna Wintour adalah orang yg paling saya benci karena ia mempengaruhi dan memaksa para desainer muda dan model untuk menggunakan dan mengenakan bulu binatang.



Kemudian kritik yg lain tertuju pada editorship Anna yg meningkatkan penggunaan selebrity sebagai cover majalah. dan desakan untuk membuat mereka seperti standar yg Anna mau. Anna dikabarkan memberitahu Oprah Winfrey untuk menurunkan berat badannya untuk foto covernya pada bulan oktober 1998. Pada tahun 2005 saat

perayaan Anglomania (salah satu label dari desainer ternama Inggris Vivienne Westwood), Vogue terhormat mensponsori British Fashion at the Met. Anna dikabarkan secara personal memilih pakaian yg akan dikenakan untuk beberapa peserta terkemuka seperti Jennifer Lopez, Supermodel Kate Moss, Billionaire Donald Trump dan desainer ternama Diane von Furstenberg dengan membujuk para desainer untuk meminjamkan pakaian mereka dikenakan oleh para selebritis dan sosialita tersebut saat red carpet atau untuk terpampang di majalah 'People' dan 'Us' dengan tujuan mempengaruhi apa yg akan konsumen beli. Beberapa pihak industry percaya bahwa keikutsertaan Anna Wintour terlalu berlebihan, terutama karena dia sendiri tidak terlibat dalam pembuatan dan pakaian itu sendiri. Anna telah membunuh Fashion grunge pada tahun 1990an. Ketika penjualan Vogue buruk karena hal itu, Anna memberitahu para desainer jika mereka melanjutkan memasukkan unsur glamor kedalam rancangan mereka, rancangan mereka tidak akan difoto dan dimasukkan ke dalam majalah Vogue. Dan semua desainer menuruti. Anna juga pernah mendandani penyanyi Inggris Adele pada Grammy Awards 2009. Adele tampil dengan Barbara Tfank flared black dress yg dibuat khusus oleh

Vogue untuk acara itu (mungkin karena badannya Adele rada besar, jadi emang mesti khusus.) dan Hamish Bowles tuxedo di tangannya.


Kritik lain disampaikan oleh penulis di Vogue tentang Anna adalah bahwa dia termasuk salah satu Wanita karir yg tidak biasa. Banyak dari kita adalah pelanggan yg biasa dari halaman majalah. Anna hanya terobsesi untuk merefleksikan aspirasi tentang kelas kelas tertentu dari pembaca. Dia mengatakan, pernah Vogue mambahas masalah untuk kaker payudara yg dimulai dari pramugari. Tapi, Anna merasa tidak memiliki segmen pramugari untuk Vogue, sehingga kita harus pergi lagi dan mencari businesswoman yg terkena kanker payudara.


Anna juga dikabarkan memiliki peraturan tersendiri yg berbeda dari rekan-rekannya. seorang editor majalah fashion Inggris mengatakan "Saya tidak bisa berpikir bisa melampaui batas realitas fiksi (setelah melihat The devil wears Prada dan membandingkannya dengan Anna). Seni dalam hal ini hanyalah imitasi yg menyedihkan dari sebuah kehidupan. Anna Wintour secara rutin meminta untuk mendapat seat dimana ia tidak disandingkan dengan saingannya para editor lain. Kami menghabiskan waktu kerja kami selama hidup untuk membawa tas label apa yg kami kenakan (semakin mahal tasnya semakin prestisius maklum kerjaannya para orang kaya), tapi Anna terlalu diatas dari kami. Anna bahkan tidak membawa tas tangan".

Permintaan Anna untuk menjadwal ulang waktu Milan Fashion Week 2008 terpenuhi. Anna meminta agar show diadakan awal minggu sehingga dia dan para editor US lain tidak terburu buru mengejar jadwal fashion show di Paris dan bisa pulang kerumah mereka terlebih dahulu. Sementara editor lain mengatakan bahwa mereka juga harus terburu buru untuk mengejar waktu fashion show di Paris, ada desainer yg kurang terkenal ingin melakukan show dan kami menolak hadir untuk mengejar show di Paris. Dan mereka menjadi kehilangan seorang penonton penting. Dolce & Gabbana mengatakan bahwa fashion Italia semakin menurun dan semakin kurang diperhatikan dan Milan pun seperti menjadi "Sirkus tanpa rasa".



































Giorgio Armani (fashion designer) yg pada waktu itu memimpin acara pameran Met dengan kostum superhero dengan Anna Wintour menarik perhatian dengan memotong komentar personal Anna "Maybe what she thinks is a beautiful dress, I wouldn't think was a beautiful dress". Sementara Armani mengklaim bahwa ia tidak bisa mengerti

kenapa banyak orang tidak menyukainya, mengatakan bahwa dirinya berbeda, dia mengharapkan agar Anna tidak membuat komentar "The Armani era is over". Armani menuduh Anna lebih menyukai French dan American Fashion dibanding Italian fashion. Geoffrey Beene yg berhenti mengundang Anna ke show nya setelah Anna berhenti menulis tentang dia, memanggil Anna "a boss lady in four-wheel drive who ignores or abandons those who do not fuel her tank. As an editor, she has turned class into mass, taste into waste"

Komentarnya tentang obesitas telah menyebabkan kontroversi lebih dari satu kali, Pada tahun 2005, Anna sangat dikritik oleh New York Chapter of the national Association to Advance Fat Acceptance setelah editor vogue at

large Andre Leon Talley mengatakan di acara Oprah Winfrey Show, Anna pernah memintanya untuk menurunkan berat badan. "Kebanyakan wanita di Vogue adalah wanita yg ramping atau bahkan kurus". Karena Anna tidak suka orang gemuk. Pada tahun 2009, penduduk Minneapolis merasa tersinggung setelah Anna mengatakan "only kindly describe most of the people I saw as little houses". Minneapolis saat itu tercatat sebagai berpenduduk paling gemuk peringkat tiga, sedangkan New York peringkat kelima.


Robin Gihvan di The Washington Post Juni 2008 mengatakan, "Vogue tidak secara politik benar, Majalah itu pro dengan pemakaian bulu binatang dan setelah semua itu. Dan memuja badan yg kurus. Dan isu tahunannya memuja bentuk (tebal majalah). Vogue telah menjunjung industri mode inisiatif untuk memerangi gangguan pola makan para model. Tapi Vogue tidak akan mendukung lemak, tidak akan bahkan berpura-pura".

Anna sendiri pernah mengeluarkan statement atau peraturan yg disebut sebut sebagai the 10 commandments of Anna:

  1. If you aren't thin you aren't attractive.
  2. Being thin is more important than being healthy.
  3. You must buy clothes, cut your hair, take laxatives, starve yourself, do anything to make yourself look thinner.
  4. Thou shall not eat without feeling guilty.
  5. Thou shall not eat fattening food without punishing oneself afterwards.
  6. Thou shall count calories and restrict intake accordingly.
  7. What the scale says is the most important thing.
  8. Losing weight is good/gaining weight is bad.
  9. You can never be too thin.
  10. Being thin and not eating are signs of true will power and success.
Tapi yg lebih anehnya lagi engga tau ini punya maksud lain atau gimana, pada Maret 2010, Anna bergabung dengan desainer Michael Kors dan Natalia vodianova di boston untuk membahas masalah kesehatan para model. Anna mengatakan bahwa "Setiap dari kita (orang fashion) bertanggung jawab untuk kesehatan para model. Kita harus membalikkan tirani pakaian sampel yg hanya cocok untuk usia 13 tahun di tepi pubertas kembali seperti semula.vogue sendiri sangat sedikit menggunakan model sebagai cover majalahnya karena model itu akan berhenti bekerja saat mereka tumbuh dewasa dan bertambah berat badannya, sehingga akan memberikan hasil yg tidak imbang ke masyarakat yg tidak mengenal mereka". Anna sendiri saat berbicara di forum Sekolah Bisnis Harvard University tentang masalah kesehatan berat badan dan kebugaran di dunia fashion mengatakan kalo model itu hanya bekerja saat mereka memiliki fisik yg sangat tipis (sangat kurus) yakni pada saat muda atau dibawah umur. Mereka akan berhenti bekerja sebagai model ketika mereka bertambah besar dan berat, yg pada akhirnya tidak akan bisa mengembangkan atau memperkenalkan di mereka di publik, seperti yg dilakukan oleh Model tahun 90an. akibatnya, majalah akan lebih mendambakan penyanyi atau aktris sebagai model dalam cover majalah mereka. Seperti yg udah dijelasin di cerita cerita sebelumnya, bahwa Anna sangat tidak menyukai orang gemuk. Tapi ia menghujat dan mengkritik juga model yg terlalu kurus. Pernyataan menelan ludah sendiri ini seperti mempunyai maksud tersembunyi menurut gue. Ketika Anna mengkritik model super skinny itu, otomatis ia mengkritik dirinya sendiri, karena semua orang tau kalo Anna lah yg menentukan tren, ia punya kuasa untuk ini semua tetapi ini ia berlakukan sendiri kepada staff nya. Dan ketika statement ini muncul, tentu aja gue bisa bilang kalo Anna itu bermuka dua (atau munafik barangkali). karena gue sendiri akan lebih menghargai orang yg melakukan sesuatu saat seseorang menjadi diri sendiri (independen).

Respon untuk Anna juga datang dari orang lain. Amanda Fortini di Slate Magazine mengatakan bahwa ia nyaman dengan elistisme Anna sejak itu menjadi nilai intrinsik Fashion. Banyak dari kita membaca Vogue tidak dengan niat untuk membeli pakaian mahal , tapi karena mendidik mata kita dan menjujuri selera kita sendiri. Ini merupakan sebuah kesenangan yg ditampilkan oleh Estetis mengagumkan dari Anna. Penolakannya untuk berpartisipasi dalam kecenderungan demokratisasi yg dilakukan oleh para pesaingnya. Dan juga untuk menyangkal Anna bahwa hak istimewa pembacanya di Vogue adalah hak berfantasi dalam bentuk foto indah dalam Couture Paris. Emma Brockes (jurnalis untuk surat kabar Inggris "The Guardian") melihat seorang Anna wintour: Kemampuan tak tergoyahkannya memperlihatkan jika dia hidup dengan halaman halaman di majalahnya ada setiap kejujuran disitu. Dan itu membuktikan, setiap orang memikirkan hal itu, lifestyle yg dijajakan oleh Vogue adalah suatu nyata.


Dalam wawancara dengan Morley Shafer di acara '60 Minutes', Morley mengkomplain tentang kelakuan Anna yg mengatakan bahwa dia adalah "Bitch" di Vogue. Anna menjawab "Saya mempunyai banyak orang di Vogue yg telah bersama untuk saya selama 15, 20 tahun. Dan bila saya adalah "Bitch", mereka pasti sudah merasakan berbagai

macam2 hukuman karena mereka masih bersama saya. Jika ada yg baru datang, kemudian mendeskripsikannya sebagai sebuah sikap yg dingin atau kasar, itu karena aku berusaha untuk yg terbaik".

Anna membuat pernyataan yg sama ketika ia dikabarkan menolak untuk memperkerjakan orang gemuk. Karena menurut Anna, hal itu penting baginya terutama di bagian fashion untk menampilkan diri dengan cara yg masuk akal ke dunia luar bahwa mereka bekerja di Vogue (tapi si editor at large Andre Leon Talley engga tuh, tetep aja gede banget). Ketat banget sih emang peraturan Anna untuk para staffnya, mungkin dengan seperti itu ia bisa membangun image bahwa pekerja vogue adalah pekerja yg displin dan ga bisa sembarang makan dan memperhatikan tubuhnya. Gue setuju sih dengan Anna, karena image itu merupakan sesuatu yg gag bisa dimain2in.

Surat kabar New York times mengatakan tentang Anna sesaat setelah The devil wears Prada dirilis, "Perempuan kuat di media selalu diperiksa lebih teliti dari rekan pria mereka". Oleh karena itu, Anna dikabarkan telah mempunyai hubungan asmara dengan Samuel Irving Newhouse Jr. (pemilik penerbit Vogue Conde Nast) makanya bisa mendapatkan posisi seperti sekarang. (ckckckckk.. kalopun iya bener, ya tetep aja hebat. Cerdiknya gila gilaan ini mah). Anna akan sangat marah bila disinggung mengenai hal ini, dan ia masih mengeluh tentang hal ini saat menerima penghargaan media tahun 2002.

Anna dianggap sebagai feminis yg telah membuat perubahan untuk Vogue. Christina Larson pada buku The Washington Monthly karangan Oppenheimer mencatat bahwa Vogue tidak seperti majalah wanita lainnya.

Tidak mempermainkan kekurangan sense dari pembaca, Sebaliknya, mengingatkan kaum perempuan untuk mengambil kepuasan, memamerkan segala macam fineries (pakaian, mebel, tujuan perjalanan) bahwa seorang wanita yang sukses mungkin akan membeli, atau setidaknya mengagumi. Sementara itu pasti ada pihak menjual iklan ... Anna melakukannya terutama dengan memanfaatkan ambisi, bukan tidak aman.

Anna tidak seperti Vreeland dimana Vogue bergeser dari pemujaan terhadap keindahan kepada pemujaan terhadap penciptaan keindahan. Untuk itu, fokus pada selebriti merupakan sambutan pengembangan yg menunjukkan bahwa perempuan yg menjadi Cover majalah Vogue berdasarkan atas apa yg telah mereka capai bukan hanya bagaimana penampilan mereka.

Keluhan tentang perannya sebagai fashion eminence grise (pemberi keputusan yg paling mutlak) dihentikan oleh mereka yg merasa justru sikap Anna ini adalah sebuah latihan. "Dia jujur, memberitahu anda apa yg dia pikir. Ya adalah ya dan tidak adalah tidak", kata Karl Lagerfeld (Fashion designer ternama). Sedangkan François-Henri Pinault (chief executive officer of PPR, perusahaan induk Gucci) mengatakan "Dia tidak terlalu memaksa, dia akan membiarkan anda tahu dan tidak akan menjadi masalah jika anda tidak dapat melakukan sesuatu yg dia inginkan". Pembela Anna yg lain juga mengatakan bahwa Anna terus mendukung PPR Gucci untuk tidak melepaskan desainer berbakatnya Tom Ford (sekarang menjadi sutradara film dan memiliki label sendiri Tom Ford). Desainer muda seperti Alice Roi dan Isabel Toledo tidak akan berkembang tanpa memanjakan Anna atau Vogue dengan iklannya. Kesediannya untuk mengurangi berat badannya telah membantu menjaga Vogue tetap independen meskipun ketergantungan pada iklan. Anna adalah satu satunya editor yg menolak untuk mengikuti ultimatum Giorgio Armani (fashion designer) untuk menampilkan pakaian rancangannya pada editorial majalah. Meskipun dia juga mengakui bahwa dia harus memilih dua gaun, dimana satu pengiklan yg satunya tidak. dia akan tetap memilih yg pernah dijadikan editoria l sebelumnya. "Commercial is not a dirty word for me" kata Anna.

Anna juga membela demokratisasi dari apa itu merek mewah eksklusif. Itu artinya akan lebih banyak orang lebih baik dengan fashion, dan lebih banyak orang yg ber-fashion akan lebih baik, kata Anna kepada Dana Thomas (Fashion insider The washington post)


Dan sebetulnya, dari semua yg dilakuin oleh Anna Wintour ini sangat menginspirasi dan memberi gue pelajaran. Dimana ia sangat memegang teguh statementnya "You either know fashion or you don't". Dan statementnya sendiri ia laksanakan dengan konsisten. Dan Anna pun tidak menghiraukan apa yg orang lain bilang tentang dirinya, bagaimana dia dihujat dan dimaki karena menyakiti hati orang lain.


Tapi gue menangkep kalo Anna itu hanya melakukan tugasnya dan ia hanya ingin melakukan yg terbaik. Dan gue rasa karena keteguhannya itulah yg membuatnya bisa sebesar sekarang. Karena, kalo ga ada orang kaya Anna ga bakal ada organisasi pecinta hewan, ga bakal ada kritikus dan membuat orang orang kritis atau bahkan bisa dibilang membuat hidup bergelombang atau engga datar. (gue menganggap kalo ini adalah sisi positif dari semua sisi negatifnya Anna. karena jujur, secara personal gue engga pernah membenarkan semua yg dilakukan Anna. Tapi paling tidak, itu akan memberi tahu gue kemungkinan dan efek yg ditimbulkan atas sikap yg sudah diambil. Yang pada ujung ujungnya gue sendiri yg akan memilih sikap seperti apa yg akan gue ambil)


Anna juga sangat cerdik, ia sangat memainkan perannya sebagai wanita. Gue pernah denger kata kata "Dibalik pria yg hebat, ada wanita kuat dibelakangnya. Dan wanita yg hebat adalah wanita yg bisa menemukan pria seperti itu" kayanya pantes buat Anna. Memacari pria yg sukses untuk tujuan tertentu. hahaha even she's playing with relationship.


Untuk mendapatkan apa yg dia inginkan. Tetapi gue sangat menyayangkan aja kalo Anna ini ternyata adalah orang yg sangat bossy. Kalaulah, Lauren Weisberger bener ketika ia bilang tidak akan ada pujian bagi staff yg bekerja dengan baik dan tentu ada hukuman bagi yg teledor bekerja tidak seharusnya terjadi.


Dan ketika menyapa atasan atau memberi salam ketika berjumpa adalah sesuatu yg salah. Sebetulnya sih gue kasian sama Anna, karena gue menangkap kalo dia bukanlah orang yg baik dalam bersosialisasi. Jadi semua senyum yg dilontarkannya ke publik adalah bukan sebuah ketulusan. Dan ini benar benar keterlaluan, ketika temannya mengatakan bahwa sebuah pertemanan adalah sesuatu yg tidak bisa mengakhiri kecanggungan teman Anna setiap mereka bertemu. Tapi justru inilah yg bisa membuat Anna menjadi sangat objektif. Dan dari sisi inilah letak kekaguman gue sama Anna. She's the one of the toughest woman I've ever seen. An another woman when they're asking "Love's like a runway, which one do I Love more?". Tapi gue yakin dibalik semua kediktatorannya Anna, dia pasti tetap punya kelemahan. Dan itu ada di anak - anaknya.


Dia tetap seorang ibu. Dan dia melakukan yg terbaik untuk pekerjaannya dan juga anak anaknya. Karena menginginkan yg terbaik itulah mungkin, nyokap gue sendiri menghindari gue ke dunia ini. Walopun sebenernya gue sendiri yg akan memilih, dunia seperti apa yg akan gue masukkin nantinya. Dan selama nyokap gue menginginkan yg terbaik, selama itu pulalah ada perbedaan pendapat dan perselisihan. Dan gue sangat menghargai itu, tapi bukan berarti gue harus menuruti kan. (jadi curcol kan nih -___-') Karena terkadang menurut gue dari kisah Anna ini, gue pribadi termasuk orang yg bengal dan gag bisa dibilangin.


Kecuali kalo udah ngerasain sendiri gag enaknya. Dan sejenak kalo orang yg udah pernah berada disini dan mengalami, sekaligus gue teringat sama kata kata seorang temen bahwa dunia ini adalah dunia yg kejam. Glamornya ada diluar, tapi didalam? ya pasti banyak bgt sakit hati, kecurangan, tusuk menusuk dll. Tapi ya menurut gue disinilah justru tantangannya. Dan pastinya karena hidup harus memilih, jadi tentukanlah jalanmu masing masing. hahahaa.. It's all my point of view. And I will appreciate all of the reader's comment. Thanks a lot for reading :D